KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sehingga kami sebagai mahasiswa jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan ilmu Komputer universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo dapat melaksanakan tugas penyusunan makalah ini dengan tanpa halangan suatui apapun.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan, dalam penyusunan makalah ini baik dari segi penulisan maupun dari isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif guna menambah wawasan penulis san bagi semua pihak yang terkait sehingga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dengan lebih baik. . Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama mahasiswa fakultas teknik mesin universitas sainsa al-quran dan semua masyarakat pada umumnya.
Wonosobo, Desmber 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
BAB II.DASAR –DASAR PNEUMATIK……………………………….. 2
BAB. III SISTEM HIDROLIK…………………………………………… 3
BAB I. PENDAHULUAN
Hidrolika merupakan sebuah cabang dari ilmu yang meneliti arus zat air melalui pipa-pipa dan pembuluh-pembuluh tertutup, maupun dalam kanal-kanal terbuka dan sungai-sungai. Kata hidrrolik berasal dari kata “hudor” (bahasa Yunani), yang berarti air. Didalam teknik hidrolika berarti: penggerakan penggerakan,pengaturan-pengaturan dan pengendalian-pengendalian, dimana berbagai gaya dan gerakan kita peroleh dengan bantuan tekanan suatu zat cair (air,minyak atau gliserin).Dewasa ini sistem hidrolik banyak digunakan dalam berbagai macam industri makanan, industri minuman, industri permesinan, industri otomotif, hingga industri pembuatan robot. Sehingga pengetahuan tentang komponen dari sistem hidrolik sangat penting dalam semua cabang industrial.Untuk meningkatkan efektifitas dan produktivitas maka sekarang ini sistem hidrolik banyak dikombinasikan dengan sistem lain seperti : sistem elektrik/elektronik, pneumatik, mekanik dan sebagainya sehingga akan didapat unjuk kerja dari sistem hidrolik yang lebih optimal.
Sedangkan Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Pneumatik berasal dari bahasa Yunani “pneuma” yang berarti “nafas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat.Sistem pneumatik (pneumatic system) adalah semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan, serta dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja.Udara mampat adalah udara atmosfer yang diisap oleh kompresor dan dimampatkan dari tekanan normal (0,98 bar) sampai tekanan yang lebih tinggi (antara 4 – 8 bar).Pada mulanya pemakaian udara mampat terbatas untuk alat-alat kerja dengan peralatan tumbuk atau putar. Namun dengan perkembangan teknologi, mekanisasi dan otomatisasi, maka setelah Perang Dunia II banyak digunakan pada proses produksi.
BAB II.DASAR –DASAR PNEUMATIK
A. Karakteristik Udara Mampat
Dalam jangka waktu yang relatif singkat, penggunaan sistem kontrol pneumatik sudah sedemikian luasnya. Salah satu alasannya adalah bahwa udara mudah diperoleh dan murah.Karakteristik-karakteristik udara mampat berkaitan dengan penerapan pada sistem kontrol pneumatik :
a) Jumlah udara tersedia di mana saja dan dalam jumlahyang tak terhingga.
b) Pengangkutan udara mampat dapat diangkut dengan mudah melalui saluran pipa-pipa atau selang. Di sini tidak dibutuhkan saluran balik, karena udara bekas dapat langsung dibuang di udara bebas
c) Penyimpanan kompresor tidak harus selalu beroperasi.Udara mampat dapat disimpan di dalam tangki.
d) Suhu udara mampat tahan terhadap perubahan suhu.Hal ini menjadikan jaminan kerja yang lebih besar dari sistem kontrol pneumatik.
e) Tahan ledakan udara mampat tidak menyebabkan bahaya ledakan atau kebakaran.
f) Kebersihan udara mampat bersih. Bila terdapat kebocoran saluran atau komponen, maka tidak akan menyebabkan polusi.
g) Konstruksinya sederhana sehingga komponen- komponennya murah.
h) Kecepatan udara mampat dapat mencapai kecepatan aliran yang tinggi (kecepatan operasi silinder pneumatik adalah 1 – 2 m/s)
i) Pengaturan kecepatan dan gaya dari udara mampat serta peralatan pneumatik dapat diatur secara tak terbatas.
j) Tahan beban lebih peralatan pneumatik dan perlengkapanoperasinya dapat dibebani lebih hingga berhenti. Suatu jaringan pneumatik dapat diberi beban Hal ini menjadikan jaminan kerja yang lebih besar dari sistem kontrol pneumatik.
B. Konstruksi Sistem Pneumatik
Yang dimaksud dengan konstruksi sistem pneumatik di sini adalah konstruksi rangkaian komponen-komponen pneumatik yang lengkap. Secara umum komponen-komponen pneumatik dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : unit tenaga, unit pengatur dan unit penggerak.
a. Unit Tenaga (power pack)
Unit ini berfungsi untuk membangkitkan tenaga fluida yaitu berupa aliran udara mampat. Unit tenaga ini terdiri atas kompresor yang digerakkan oleh motor listrik atau motor bakar, tangki udara (receiver) dan kelengkapannya, serta unit pelayanan udara yang terdiri atas filter udara, regulator pengatur tekanan dan lubricator.
1) Kompresor
Berfungsi untuk membangkitkan udara mampat. Menurut cara kerjanya, kompresor dibagi menjadi :
a) Kompresor pemindah.
Kompresor yang bekerja berdasarkan prinsip pemindahan. Udara dikempa oleh gerakan torak yaitu udara dimasukkan ke dalam ruangan kemudian dimampatkan.
b) Kompresor aliran.
Kompresor yang bekerja berdasar prinsip aliran udara.Udara disedot masuk ke dalam kompresor melalui satu sisi dan mengempanya dengan percepatan masa
2) Tangki Udara
Berfungsi untuk menampung dan menstabilkan pemakaian udara mampat serta dapat berfungsi untuk mendinginkan udara mampat yang terdapat di dalam tangki.
3) Unit Pelayanan Udara (sevice unit)
Bila udara mampat di dalam tangki udara akan didistribusikan ke seluruh sistem pneumatik harus diatur sedemikian rupa sehingga udara yang keluar memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) Udara yang masuk ke dalam sistem harus bersih. Untuk itu udara yang keluar dari tangki harus disaring dengan filter.
b) Tekanan udara mampat yang masuk ke dalam sistem harus sesuai dengan tekanan operasi. Untuk itu perlu adanya alat pengatur tekanan (pressure regulator).
c) Udara yang masuk ke dalam sistem harus mampu melumasi komponen-komponen yang bergerak. Untuk itu udara harus dicampur dengan kabut oli. Hal ini dapat dicapai dengan adanya lubricator.
b. Unit Pengatur (control element)
Unit pengatur merupakan bagian pokok yang menjadikan sistem pneumatik termasuk sistem otomasi. Karena dengan unit pengatur ini hasil kerja dari sistem pneumatik dapat diatur secara otomatis baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah gerakan maupun kekuatannya. Dengan unit pengatur ini sistem pneumatik dapat didesain untuk berbagai tujuan otomatis dalam suatu mesin industri.Fungsi dari unit pengatur ini adalah untuk mengatur atau mengendalikan jalannya penerusan tenaga fluida hingga menghasilkan bentuk kerja (usaha) yang berupa tenaga mekanik. Bentuk-bentuk dari unit pengatur ini berupa katup (valve) yang bermacam-macam. Katup adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.Menurut fungsinya katup-katup tersebut dibedakan menjadi 5 (lima) kelompok yaitu :
1) Katup Pengarah (directional control valves)
Katup ini berfungsi untuk mengontrol aliran dalam rangkaian dan melangsungkan fungsi-fungsi logic control.
2) Non-return Valve / Check Valve
Check valve adalah katup satu arah, artinya katup hanya dapat digunakan untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control.
3) Katup Pengatur Tekanan (pressure control valve)
Pengatur tekanan udara dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem pneumatik, untuk mengatur tekanan agar penggerak pneumatik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil Sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan tersebut maka katup pengatur tekanan dibedakan menjadi beberapa macam antara lain : relief valve, sequence valve, dan lain-lain.
4) Katup Pengatur Aliran (flow control valve)
Katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak piston (actuator).Fungsi dari pemasangan flow control valve pada rangkaian pneumatik antara lain untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston/motor pneumatik, untuk membatasi daya yang bekerja (daya = rata-rata aliran x tekanan), serta untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian pneumatik. Sehingga untuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas maka flow control valve dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain fixed flow control, variable flow control, flow control dengan check valve dan flow control dengan relief valve.
c. Unit Penggerak (actuator)
Unit ini berfungsi untuk mewujudkan hasil transfer daya dari tenaga fluida, berupa gerakan lurus atau gerakan putar. Penggerak yang menghasilkan gerakan lurus adalah silinder penggerak,sedangkan yang menghasilkan gerakan putar adalah motor pneumatik.
1) Silinder Pneumatik
Dalam sistem pneumatik, silinder penggerak dibedakan menjadi :
a) Silinder Kerja Tunggal
Pada silinder ini udara mampat bekerja hanya pada satu sisi. Untuk mengembalikan piston ke posisi semula digunakan pegas. Cara pemasangan pegas ada 2 (dua) macam, yaitu :
Ø Pegas dipasang pada sisi batang piston. Dalam hal ini pegas hanya berfungsi untuk mengembalikan piston ke posisi semula, sedangkan langkah kerja dilakukan oleh tekanan udara mampat. Silinder penggerak jenis ini biasanya digunakan untuk pencekaman, pengepresan,pengungkitan, pengangkatan dan sebagainya.
Ø Pegas dipasang pada sisi yang tanpa batang piston.Dalam hal ini pegas berfungsi sebagai pelaku langkah kerja, sedangkan udara mampat dari sebelah sisinya berfungsi untuk mengembalikan ke posisi semula yaitu posisi tidak kerja
b) Silinder Kerja Ganda
Silinder kerja ganda adalah apabila langkah kerja terjadi pada kedua belah sisi piston, jadi udara mampat mendorong pada sisi depan maupun sisi belakang secara bergantian.
2) Motor Pneumatik
Menurut bentuk dan konstruksinya, motor pneumatik dibedakan menjadi :
v Motor torak
v Motor baling-baling luncur
v Motor roda gigi
v Motor aliran
Karakteristik motor pneumatik :
v Kecepatan putaran dan tenaga dapat diatur secara tak terbatas. Batas kecepatan cukup lebar.
v Ukuran kecil sehingga ringan.
v Ada pengaman beban lebih.
v Tidak peka terhadap debu, cairan, panas dan dingin.
v Tahan ledakan.
v Mudah dalam pemeliharaan.
v Arah putaran mudah dibolak-balik.
BAB. III SISTEM HIDROLIK
A. Karakteristik Sistem Hidrolik
Dalam sistem hidrolik fluida cair berfunsi sebagai penerus gaya. Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Pada perinsipnya bidang hidromekanik (mekanika fluida) dibagi mejadi dua bagian seperti berikut :
a) Hidrostatik
yaitu mekanika fluida yang diam, disebut juga teori persamaan kondisi-kondisi dalam fluida.Yang termasuk dalam hidrostatik murni adalah pemindahan gaya dalam fluida. Seperti kita ketahui , contohnya adalah pesawat tenaga hidrolik.
b) Hidrodinamik
yaitu mekanika fluida yang bergerak, disebut juga teori aliran (fluida yang mengalir).
Yang termasuk dalam hidrodinamik murni adalah perubahan dari energi aliran dalam turbin pada jaringan tenaga hidroelektrik.
Jadi perbedaan yang menonjol dari dua sistem di atas adalah dilihat dari fluida cair itu sendiri. Apakah fluida cair itu bergerak karena dibangkitkan oleh suatu pesawat utama (pompa hidrolik) atau karena beda potensial permukaan fluida cair yang mengandung energi (pembangkit tenaga hidro).
Perinsip dasar dari sistem hidrolik adalah karena sifatnya yang sangat sederhana. zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap, zat cair hanya dapat membuat bentuk menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair pada praktekya mempunyai sifat yang tidak dapat dikompresi, beda dengan fluida gas yang sangat mudah sekali dikompresi. Karena zat cair yang digunakan harus bertekanan tertentu, diteruskan kesegala arah secara merata, memberikan arah gerakan yang sangat halus. Hal ini sangat didukung oleh sifatnya yang selalu menyesuaikan bentuk yang ditempatinya dan tidak dapat dikompresi.
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang kemudian diteruskan kesilinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katupkatup.Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju dan mundurmaupun naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu arah horizontal maupun vertikal .
2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Hidrolik
v Keuntungan-keuntungan sistem hidrolik antara lain:
a. Bila dibandingkan dengan metode tenaga mekanik mempunyai kelemahan pada penempatan posisi tenaga transmisinya. Lain halnya dengan tenaga hidrolik saluran-saluran tenaga hidrolik dapat ditempatkan pada setiap tempat. Tanpa menghiraukan posisi poros terhadap transmisi tenaganya seperti pada sistem tenaga mekanik. Tenaga hidrolik lebih fleksibel dalam segi penempatan transmisi tenaganya.
b. Dalam sistem hidrolik, gaya yang sangat kecil dapat digunakan untuk menggerakkan atau mengangkat beban yang sangat berat dengan cara mengubah sistem perbandingan luas penampang silinder. Hal ini tidak lain adalah karena kemampuan komponen-komponen hidrolik pada kecepatan dan tekanan yang sangat tinggi. Sehingga pada alat yang kecil dan ringan dapat memberikan tenaga yang sangat besar. Bila dibandingkan dengan motor listrik yang mempunyai kemampuan tenaga kuda yang sama. Dengan anggapan bahwa ukuran-ukuran poros dan roda gigi transmisi yang diperlukan untuk memperoleh gaya yang dapat dicapai oleh sebuah
perangkat pres hidrolik kecil. Akan terbukti bahwa sistem hidrolik dapat memberikan kekuatan tenaga kuda yang lebih besar pada ukuran sama,sekalipun itu untuk sistem-sistem yang lain.
c. Sistem hidrolik menggunakan minyak mineral sebagai media pemindah gayanya. Pada sistem ini bagian-bagian yang bergesekan terselimuti oleh lapisan minyak (oli). Sehingga pada bagian-bagian tersebut dengan sendirinya akan terlumasi. Sistem inilah yang akan mengurangi angka gesekan, dan jika dibandingkan dengan sistem mekanik bagian-bagian ini bergerak (bergesekan) lebih sedikit. Hal ini terlihat dengan tidak adanya roda-roda gigi, rantai, sabuk (belt), dan kontak-kontak listrik.
d. Beban dengan mudah dikontrol memakai katup pengatur tekanan (relief valve). Karena apabila ada beban lebih tidak dengan segera diatasi akan merusak komponen-komponen itu sendiri. Sewaktu beban melebihi dari kemampuan penyetelan katupnya, pemompaan langsung dihantarkan kereservoir (tangki) dengan batas-batas tertentu terhadap torsi atau gayanya.Katup pengatur tekanan juga memberikan penyetelan suatu mesin untuk mengatur jumlah torsi atau gaya tertentu, seperti dalam operasi pencekaman atau pengekleman.
e. Hanyalah sedikit kiranya penggerak-penggerak uatama yang dapat dibalik seketika. Biasanya pada sistem yang lain apabila ingin membalik arah gerakannya harus menghentikan sistem secara penuh, baru dilaksanakan pembalikan arah gerakannya.
f. Pada motor listrik dalam keadaan jalan (berputar) tiba-tiba dipaksa untuk berhenti karena bebannya melebihi maka saat itu juga sekering pengaman akan putus, sehingga sistem gerakan akan berhenti. Kemudian untuk menhidupkan kembali membutuhakan waktu yang cukup lama disamping itu juga harus menguragi beban hantarnya. Lain halnya dengan sistem hidrolik, begitiu pompa tidak mampu mengangkat, maka beban berhenti dan dapat dikunci pada posisi mana saja. Pada saat beban dikurangi dapat dijalankan saat itu juga tanpa harus persiapan lagi.
g. Tenaga dapat disimpan dalam aktuator, dan apabila perlu sewaktu-waktu dapat digunakan tanpa harus merubah posisi komonen-komponen yang lain.
v Kelemahan dari sistem hidrolik antara lain:
Sistem hidrolik membutuhakan suatu lingkungan yang betul-betul bersih. Komponen-kompnennya sanagat peka terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh debu, korosi, dan kotoran-kotoran lain, serta panans yang mempengaruhi sifat-sifat minyak hidrolik. Karena kotoran akan ikut minyak hidrolik yang kemudian akan bergesekan dengan bidang-bidang gesek komponen hidrolik, sehingga kebocoran-kebocoran akan timbul sehingga akan menurunkan efisisensi dari mesin tersebut.Berbagai hal yang dapat mengakibatkan penurunkan efisisensi tersebut,maka sistem hidrolik membutuhakan perawatan yang intensif. Hal ini akan sangat menonjol sekali bila dibandingkan dengan sistem trasmisi mekanik, atau sistem-sistem lain.
2.Dasar –Dasar Hidrolik
Perinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
b. Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
c. Tekanan yang diberika kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam kebagian lain fluida.
4. Komponen-komponen Penyusun Sistem Hidrolik
a. Motor
Motor berfungsi sebagai pengubah dari tenaga listrik menjadi tenaga mekanis. Dalam sistem hidrolik motor berfungsi sebagai penggerak utama dari semua komponen hidrolik dalam rangkaian ini. Kerja dari motor itu dengan cara memutar poros pompa yang dihubungkan dengan poros input motor. Motor yang digunakan adalah motor AC satu phasa ¼ PK.
b. Kopling ( Coupling )
Fungsi utama dari kopling adalah sebagai penghubung putaran yang dihasilkan motor penggerak untuk diteruskan ke pompa. Akibat dari putaran ini menjadikan pompa bekerja (berputar).
c. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik ini digerakkan secara mekanis oleh motor listrik.Permulaan dari pengendalian dan pengaturan sistem hidrolik selalau terdiri atas suatu unsur pembangkit tekanan, jadi fungsi dari unsur tersebut dipenuhi oleh pompa hidrolik. Pompa hidrolik berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara menekan fluida hidrolik kedalam sistem.Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida) dan untuk memberikan daya sebagaimana diperlukan.Apabila pompa digerakkan motor (penggerak uatama), pada dasarnya pompa melakukan dua fungsi utama:
1) Pompa menciptakan kevakuman sebagian pada sluran masuk pompa.Vakum ini memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari tangki (reservoir) kedalam pompa.
2) Gerakan meknik pompa menghisap fluida kedalam rongga pemompaan, dan membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya kedalam sistem hidrolik.
1. Pompa Vane Ada beberapa tipe pompa vane yang dapat digunakan, antara lain
a) Pomap single Stage
Ada beberapa jenis pompa single stage menurut tekanan dan diplacement (perpindahan) dan mereka banyak digunakan diantara tipe-tipe lain sebagai sumber tenaga hidrolik.
b) Pompa Ganda ( Pomap Double )
Pompa ini terdiri dari dua unit bagian operasi pompa pada as yang sama, dapat dijalankan dengan sendiri-sendiri dan dibagi menjadi dua tipe tekanan rendah dan tekanan tinggi.
2. Pompa Roda Gigi ( Geare Pump )
a. Pompa Roda Gigi external ( External Gear Pump )
Pompa ini mempunyai konstruksi yang sederhana, dan pengperasiannya juga mudah. Karena kelebihan-kelebihan itu serta daya tahan yang tinggi terhadap debu, poma ini dipakai dibanyak peralatan kontruksi dan mesin-mesin perkakas.
b. Pompa Rosa Gigi internal (Internal Gear Pump)
Menpunyai keunggulan pulsasi kecil dan tidak mengeluarkan suara yang berisik. Internal gear pump dipakai dimesin injection moulding dan mesin perkakas. Ukurannya kecil dibandingkan external gear pump, dan ini memungkinkan dipakai dikendaraan bermotor dan peralatan lain yang hanya mempunyai ruangan sempit untuk pemasangan.
3. Pompa Piston Aksial
a. Tipe Sumbu Bengkok (Bent Axl Type)
Dalam tipe ini, piston dan silinder blok tidak sejajar dengan as penggerak tapi dihubungkan dengan suatu sudut. Dengan mengubah sudut ini, keluarnya minyak dapat diatur. Bengkokan sumbu juga dapat dibuat menjadi berlawanan arahnya sehingga arah hisap dan keluar menjadi terbalik.
b. Tipe Plat Pengatur ( Swash Plate Type )
Dalam tipe ini letak piston dan silinder blok sejajar dengan as, dan pelat pengtur yang bisa miring memegang leher piston untuk mengubah stroke atas dan bawah atau kanan dan kiri didalam rotasi silinder blok. Pengeluaran minyak dapat disetel dengan bebas dengan mengubah sudut,dan saluran hisap dan keluar dapat dibalik dengan memiringkan plat pengtur kearah berlawanan.
d. Katup ( Valve )
Dalam sistem hidrolik, katup berfungsi sebagai pengatur tekanan dan aliran fluida yang sampai kesilinder kerja. Menurut pemakainnya,katup hidrolik dibagi menjadi tiga macam, antara lain :
1. Katup Pengatur Tekanan ( Reliie Valve )
Katup pengatur tekanan digunakan untuk melindungi pompa-pompa dan katup-katup pengontrol dari kelebihan tekanan dan untuk mempertahankan tekanan tetap dalam sirkuit hidrolik minyak. Cara kerja katup ini adalah berdasarkan kesetimbangan antara gaya pegas dengan gaya tekan fluida. Dalam kerjanya katup ini akan membuka apabila tekanan fluida dalam suatu ruang lebih besar dari tekanan katupnya, dan katup akan menutup kembali setelah tekanan fluida turun sampai lebih kecil dari tekanan pegas katup.
2. Katup Pengatur Arah Aliran ( Flow Kontrol Valve )
Katup pengontrol arah adalah sebuah saklar yang diracang untuk menghidupkan, mengontrol arah, mempercepat dan memperlambat suatu gerakan dari silinder kerja hidrolik. Fungsi dari katup ini adalah untuk mengarahkan dan menyuplai fuida tersebut ke tangki reservoir.
3. Katup Pengatur Jumlah Aliran ( Flow Control Valve )
Katup pengontrol jumlah aliran adalah sebuah katup yang berfungsi untuk mengatur kapasitas aliran fluida dari pompa kesilinder, jumlah untuk mengatur kecepatan aliran fluida dan kecepatan gerak piston dari silinder.
Dari fungsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan gerak piston silinder ini tergantung dari berapa fluida yang masuk kedalam ruang silinder di bawah piston tiap satuan waktunya. Ini hanya mampu dilakukan dengan mengatur jumlah aliran fluidanya.
e. Silinder Kerja Hidrolik
Silinder kerja hidrolik merupakan komponen utama yang berfungsi untuk merubah dan meneruskan daya dari tekanan fluida, dimana fluida akan mendesak piston yang merupakan satu-satunya komponen yang ikut bergerak untuk melakukan gerak translasi yang kemudian gerak ini diteruskan kebagian mesin melalui batang piston. Menurut kontruksi,silinder kerja hidrolik dibagi menjadi dua macam tipe dalam sistem hidrolik,antara lain :
1. Silinder kerja penggerak tunggal (Single Acting)
Silinder kerja jenis ini hanya memiliki satu buah ruang fluida kerja didalamnya, yaitu ruang silinder diatas atau dibawah piston. Kondisi ini mengakibatkan silinder kerja hanya bisa melakukan satu buah gerakan, yaitu gerakan tekan. Sedangkan untuk kembali keposisi semula, ujung batang piston didesak oleh gravitasi atau tenaga dari luar.
2. Silinder kerja penggerak ganda (Double Acting)
Silinder kerja ini merupakan silinder kerja yang memiliki dua buah ruang fluida didalam silinder yaitu ruang silinder diatas piston dan dibawah piston, hanya saja ruang diatas piston ini lebih kecil bila dibandingkan dengan yang dibawah piston karena sebagian ruangnya tersita oleh batang piston. Dengan konstruksi tersebut silinder kerja memungkinkan untuk dapat melakukan gerakan bolak-balik atau maju-mundur.
f. Manometer (Presure Gauge)
Biasanya pengatur tekanan dipasang dan dilengkapi dengan sebuah alat yang dapat menunjukkan sebuah tekanan fluida yang keluar. Perinsip kerja alat ini ditemukan oleh Bourdon. Oli masuk kepengatur tekanan lewat lubang saluran P. Tekanan didalam pipa yang melengkung Bourdon (2) menyebabkan pipa memanjang. Tekanan lebih besar akan mengakibatkan belokan radius lebih besar pula. Gerakan perpanjangan pipa tersebut kemudian diubah kesuatu jarum penunjuk (6) lewat tuas penghubung (3),tembereng roda gigi (4), dan roda gigi pinion (5). Tekanan pada saluran masuk dapat dibaca pada garis lengkung skala penunjuk (7). Jadi, perinsip pembacaan pengukuran tekanan manometer ini adalah bekerja berdasarkan atas dasar perinsip analog.
g. Saringan Oli (Oil Filter)
Filter berfungsi menyaring kotoran-kotoran dari minyak hidrolik
dan diklasifikasikan menjadi filter saluran yang dipakai saluran bertekanan.
Filter ditempatkan didalam tangki pada saluran masuk yang akan menuju ke
pompa. Dengan adanya filter, diharapkan efisiensi peralatan hidrolik dapat
ditinggikan dan umur pemakaian lebih lama.
h. Fluida Hidrolik
Fluida hidrolik adalah salah satu unsur yang penting dalam peralatan hidrolik. Fluida hidrolik merupakan suatu bahan yang mengantarkan energi dalam peralatan hidrolik dan melumasi setiap peralatan serta sebagai media penghilang kalor yang timbul akibat tekanan yang ditingkatkan dan meredam getaran dan suara.
Fluida hidrolik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Mempunyai viskositas temperatur cukup yang tidak berubah dengan perubahan tempertur.
2) Mempertahankan fluida pada temperatur rendah dan tidak berubah buruk dengan mudah jika dipakai dibawah temperatur.
3) Mempunyai stabilitas oksidasi yang baik.
4) Mempunyai kemampuan anti karat
5) Tidak merusak (karena reaksi kimia) karat dan cat.
6) Tidak kompresible (mampu merapat)
7) Mempunyai tendensi anti foatming (tidak menjadi busa) yang baik.
8) Mempunyai kekentalan terhadap api.
i. Pipa Sluran Minyak
Pipa merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah sistem hidrolik yang berfungsi untuk meneruskan fluida kerja yang bertekanan dari pompa pembangkit ke silinder kerja. Mengingat kapasitas yang mampu dibangkitkan oleh silinder kerja, maka agar maksimal dalam penerusan fluida kerja bertekanan, pipa-pipa harus memenuhi persaratan sebagai berikut :
1) Mampu menahan tekanan yang tinggi dari fluida.
2) Koifisien gesek dari dinding bagian dalam harus sekecil mungkin.
3) Dapat menyalurkan panas dengan baik.
4) Tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan.
5) Tahan twerhadap perubahan cuaca.
6) Berumur relatif panjang.
7) Tahan terhadap korosi.
j. Unit Pompa Hidrolik (Power Pack)
Unit pompa adalah kombinasi dari tangki minyak, pompa, motor dan relief valve. Disamping itu hand kontrol valve dan peralatan perlengkapan dipakai sesuai keperluan:Syarat-syarat pembuatan unit pompa hidrolik (Power Pack) antara lain sebagai berikut:
1) Tangki minayk harus dirancang untuk mencegah masuknya debu dan kotoran-kotoran lain dari luar.
2) Tangki minyak harus dapat dilepaskan dari unit utama untuk keperluan maintenance dan memastikan akurasinaya. Untuk membebaska uadara.
3) Kapasitas dan ukuran tangki minyak harus cukup besar untuk mempertahankan tingkat yang cukup dalam langkah apapun.
4) Bufflu plate (plate pemisah) harus dipasang antara pipa kembali dan pipa hisap untuk memisahkan kotoran.
5) Pipa pengembali dan pipa hisap pompa harus dibawah level minyak.
k. Istilah dan Lambang dalam Sistem Hidrolik
Dalam pembuatannya, rangkaian sistem hidrolik diperlukan banyak komponen penyusunnya dan apabila dilakukan langsung dalam lapangan akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, pada sistem hidrolik terdapat lambang-lambang atau tanda penghubung sistem hidrolik yang dikumpulkan dalam lembar norma DIN 24300 (1966). Tujuan lambang atau simbol yang diberikan pada sistem hidrolik adalah:
a. Memberikan suatu sebutan yang seragam bagi semua unsur hidrolik.
b. Menghindari kesalahan dalam membaca skema sistem hidrolik.
c. Memberikan pemahaman dengan cepat laju fungsi dari skema sistem hidrolik.
d. Menyesuaikan literatur yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar